SWATANTRANEWS.COM, Jakarta – Dilansir dari Detikcom, Satgas COVID-19 mewajibkan masyarakat yang ingin berpergian saat libur Natal dan Tahun Baru untuk rapid test antigen. Langkah ini sebagai upaya untuk mencegah penyebaran virus Corona.
Awal kebijakan tersebut diterapkan, antrean panjang terjadi di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Tak hanya itu, antrean membludak juga tampak di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.
VP of Corporate Communication PT Angkasa Pura (Persero) II Yado Yarismano menjelaskan, antrean di Bandara Soetta terjadi karena minat masyarakat untuk tes bandara tinggi. Sementara, Angkasa Pura II mulanya hanya menyediakan empat fasilitas tes COVID-19 secara langsung.
“Arus libur kemarin itu memang animo masyarakat untuk tes bandara kan cukup ramai. Memang fasilitas kesehatan kita yang ada di sana kondisinya memang ada 4 lokasi,” katanya kepada detikcom, Minggu (27/12/2020).
Namun, sehari setelahnya fasilitas tes ditambah hingga menjadi 8. Tidak hanya hanya itu, model layanan juga ditambah dengan drive thru dan pre order. Kondisi itu pun mampu mengurai antrean calon penumpang.
Kini tak tampak antrean panjang rapid test antigen di Bandara Soetta. Hal itu ditambah kesadaran masyarakat untuk tes di luar bandara yang tinggi.
“Karena 4 ke 8 sudah lumayan banyak itu kan jadi sudah kedistribusi pengetesannya. Jadi alhamdulillah kalau sekarang malah nggak ada yang padat sama sekali karena memang sudah terdistribusi,” paparnya.
Pihaknya pun juga menyarankan agar penumpang melakukan pre order. Ada sejumlah keuntungan dengan tes ini, salah satunya penumpang bisa menentukan waktu dan lokasi tesnya. Dalam kondisi normal, waktu yang dibutuhkan untuk tes hanya sekitar 15-20 menit.
“Karena dia datang sudah bawa barcode, karena registrasinya sudah di platform, dia datang tinggal scan, tunggu dipanggil, dicek, 20 menit hasilnya keluar,” jelasnya.
Untuk diketahui, pada 22 Desember lalu terlihat antrean panjang dari pagi hingga siang di Bandara Soetta. Antrean panjang itu terjadi di depan Shelter Kalayang Terminal 2 Bandara Soetta yang merupakan salah satu lokasi rapid test antigen.
Bagaimana kalau ada yang reaktif?
Yado mengaku dari hasil pemeriksaan rapid test antigen yang dilakukan, ada beberapa calon penumpang yang reaktif COVID-19. Dia mengatakan, pada 24 Desember 2020, pihaknya telah melakukan rapid test antigen sekitar 10 ribu orang calon penumpang.
“Dari situ sendiri ada beberapa yang terindikasi atau reaktif isitilahnya. Begitu reaktif kita koordinasi KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dan lain-lain. Sudah ada prosedurnya, yang pastinya mereka dilarang berangkat,” katanya.
Lanjutnya, sesuai prosedur yang ada sejumlah tahapan yang dijalani calon penumpang yang reaktif Corona, calon penumpang akan diarahkan keluar bandara dan melakukan tes lanjutan.
“Mereka langsung sama tim KKP melakukan prosedur selanjutnya. Yang paling simpel adalah langsung disuruh keluar area bandara lalu diminta langsung melakukan tes selanjutnya, swab dan PCR juga jika memang positif seperti misalkan isolasi mandiri, atau pergi fasilitas kesehatan yang disarankan Kementerian Kesehatan,” terangnya.
Pihaknya belum membeberkan secara detail berapa calon penumpang yang reaktif Corona dari hasil pemeriksaan rapid test antigen. Namun, ia memperkirakan kurang dari 1%.
“Belum (kerekap) kalau kita asumsikan saja dari hasil pengecekan ya di bawah 1%, mungkin kurang lebih di angka 0,8% kali ya terindikasi. Memang kecil sekali memang, setelah protokol kesehatan, begitu mereka dapat (positif) tempat ditesnya aja didisinfeksi ketika memang terindikasi yang dapat,” jelasnya.
Bagaimana di stasiun?
Sementara itu, PT KAI (Persero) terus menambah layanan rapid test antigen untuk melayani calon penumpang. Layanan rapid test antigen saat ini telah tersedia di 27 stasiun.
VP Public Relations KAI Joni Martinus mengatakan, telah mengatur alur layanan supaya tidak terjadi antrean di stasiun.
“Untuk mengatasi antrean yang mungkin ada pada awal layanan rapid test antigen di stasiun, KAI telah menata alur layanan tersebut dengan teratur. Yakni, menyediakan ruang tunggu dengan kapasitas yang lebih memadai serta memberikan jarak antara calon penumpang saat mendaftar, mengambil sampel, hingga saat menunggu hasil,” katanya.
Dia bilang, pihaknya menambah tenaga yang mengambil sampel untuk layanan rapid test antigen.
“Tidak hanya itu, tenaga pengambil sampel untuk layanan rapid test antigen di masing-masing stasiun juga ditambah. Misalnya di Stasiun Pasar Senen sudah ditambah menjadi 12 titik pengambilan sampel atau rapid test antigen. Adapun di Stasiun Gambir sudah ditambah menjadi 10 titik dari sebelumnya hanya 5 titik di masing-masing stasiun,” paparnya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga menambah jam layanan rapid test antigen. Layanan di Stasiun Gambir dan Senen kini dimulai pukul 05.00 hingga 21.00 WIB.
“Kami juga telah menambah jam layanan rapid test antigen di Stasiun Gambir dan Stasiun Pasar Senen menjadi mulai pukul 05.00 sd 21.00 WIB,” ujarnya.
Berikut daftar stasiun yang melayani rapid test antigen terkini:
- Gambir
- Pasar Senen
- Bandung
- Kiaracondong
- Cirebon
- Cirebon Prujakan
- Jatibarang
- Semarang Poncol
- Semarang Tawang
- Tegal
- Purwokerto
- Kutoarjo
- Kroya
- Yogyakarta
- Lempuyangan
- Solo Balapan
- Madiun
- Jombang
- Kediri
- Kertosono
- Mojokerto
- Surabaya Gubeng
- Surabaya Pasar Turi
- Malang
- Sidoarjo
- Jember
- Ketapang.
Sumber : https://finance.detik.com/