Perpustakaan sebagai Wahana Pencerdasan anak Bangsa


Kabupaten Bekasi, Swatantra News

Ada orang Bijak Bilang, “Makin banyak aku membaca, makin banyak aku memperoleh informasi.”

Bacaan Lainnya
banner 728x250

“Membaca semua buku yang bagus layaknya sebuah percakapan dengan pemikiran terbaik di abad-abad sebelumnya.” – Rene Descartes

“Orang yang tak pernah membaca buku sama buruknya dengan orang yang tak bisa membaca buku.”

Suasana ruangan dalam Perpustakaan Daerah Kabupaten Bekasi

Dalam kontek itulah Perpustakaan hadir sebagai Wahana Literasi, karena di era modern, Literasi menjadi seperangkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh masing-masing individu melalui media membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu merupakan hal yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga, literasi tidak bisa dilepaskan dari kemampuan individu.

Hadirnya pemerintah Daerah dengan membangkitkan budaya membaca, telah ditunjukan keseriusannya oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, harapan Pemkab Bekasi kedepan tentunya mengharapkan dengan Fasilitas perpustakaan yang ada, ditambah lagi dengan Perpustakaan keliling, mobile di 23 kecamatan dengan kunjungan yang sudah terjadwal setiap harinya, semakin mendekatkan harapan yang diinginkan Pemkab Bekasi, yaitu terwujudnya masyarakat memiliki kaya Literasi.

Sadar akan tantangan globalisasi dan tantangan persaingan hidup kedepan, dan ini sudah ditunjukan oleh Pemkab Bekasi dengan terus melakukan upaya pencerdasan ini, ada wawancara menarik, yang saya petik bersama Mas Fery salah satu Petugas Perpustakaan yang beralamat di Jl.Jendral Gatot Subroto No.5 Desa Karangasih, Cikarangutara, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Feri mengatakan Tingkat Kunjungan sebelum Pandemi Covid-19, masyarakat Bekasi yang rata-rata usia anak sampai remaja bisa tembus di 300 pengunjung, ini sudah menunjukan minat baca masyarakat Kab.Bekasi sangat tinggi, Salah satu yang menjadi pertimbangan pengunjung datang, karena ruang baca yang bersih dan rapi, serta kesediaan berbagai macam buku yang komplit,” ujarnya, namun disituasi Pandemi Covid-19 ini turun menjadi 150 pengunjung saja.

Hal itu dituturkan Feri, bukan karena minat baca dari masyarakat yang turun, tapi lebih karena adanya aturan dari pusat (Satgas Covid-19) yang membatasi kegiatan tatap muka. Saya yakin karena hal itu,” pungkas Feri.

Terkait pengaruh dari era digitalisasi Virtual terhadap Hardware dalam konteks teks Book, yang ditanyakan oleh awak media kepada Petugas Perpustakaan ini, Feri memaparkan bahwa Membaca buku itu lebih bisa dipertanggungjawabkan keilmuannya, lebih Shahih karena jelas, ada penulis dan penerbitnya, berbeda dengan kita mendapatkan informasi melalui dunia digital, menurutnya jarang kita mendapatkan sumber yang jelas karena pengaruh opini dan pendapat pribadi nya lebih mendominasi,” ungkap Feri, seraya mengatakan bahwa ini menurut pendapat pribadi saya,”ujarnya.

Namun Feri juga menjelaskan bahwa upaya standarisasi dan up-grade teknologi Perpustakaan Kab.Bekasi terus mengikuti perkembangan zaman, Alhamdulillah, kini Perpustakaan sudah punya Sistem digital I-book (i buku digital) dan bisa diakses oleh khalayak umum,” pungkasnya.

Js.Sulaksana.S,s

Pos terkait

banner 728x250

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *