Cabang Bungin, Swatantranews.com
Tapak kerajaan Sumedang Larang, Kerajaan Islam di Tatar Pasundan yang berdiri pada abad ke 8 Masehi dan menjadi kerajaan berdaulat pada abad ke 16, di Kabupaten Bekasi terlihat jelas di Desa Jaya Bakti Kecamatan Cabang Bungin.
Hal itu terlihat jelas di makam mbah uyut Gabit, seorang pemuka agama Islam (Kyai) yang ditugaskan oleh Kerajaan Sumedang Larang untuk menyebarkan agama Islam dan makam RM. Leong Tempu sebagai kepala pemerintahan dibawah Kerajaan Sumedang Larang. Yang tertera pada prasasti makam pada abad ke 17 Masehi.
“Setiap 10 Muharam (10 As-Syura-Red) kami senantiasa melaksanakan sedekah bumi di pusatkan kegiatannya sekitar makam. Dengan memotong Kerbau, yang dagingnya diolah dan diberikan kepada penduduk setempat.” Ujar Marhusen, juru kunci makam mbah uyut Gabit dan RM. Leong Tempu, Kramat Batok. Minggu (18/04).
Kedua makam tersebut berada di makam kramat batok, desa Jaya Bakti Kecamatan Cabang Bungin Kabupaten Bekasi. Yang senantiasa di ziarahi oleh penduduk Jawa Barat hingga luar pulau jawa, seperti Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tradisi sedekah bumi terus dipertahankan hingga saat ini. Karena merupakan warisan budaya leluhur yang mengingatkan kepada manusia untuk senantiasa mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta, Allah SWT dengan berbagi kepada sesama.
Dalam kegiatan sedekah bumi, juga diiringi dengan pagelaran kesenian sunda. Seperti wayang golek, tari jaipong, gamelan Sunda dan lainnya. Guna memberikan hiburan kepada masyarakat dan sebagai wujud upaya pelestarian budaya Sunda.
Silsilah Keluarga Gabit
“Baru pemerintah Desa Jaya Bakti, yang memperhatikan dan memfasilitasi kegiatan sedekah bumi yang telah dilaksanakan bertahun-tahun ini. Sedangkan pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi belum memberikan perhatian khusus.” Papar Marhusen.
Menurut Marhusen, dengan senantiasa dilaksanakannya sedekah bumi, Dinas Pariwisata Kabupaten Bekasi dapat menjadikan kompleks pemakaman Uyut Batok menjadi destinasi wisata religi dan wisata budaya. Guna mempertahankan kebudayaan Sunda dan menunjukan bahwa peradaban di Kabupaten Bekasi khususnya di Kecamatan Cabang Bungin sudah ada sejak abad ke 17.
Dengan banyaknya peziarah, menambah persoalan baru bagi kalangan anak keturunan Mbah Uyut Gabit dan RM Leong Tempu. Yakni tempat duduk peziarah yang harus di perluas dan tempat beristirahat sejenak para peziarah yang datang bertawasul.
“Kami berencana membuat pendopo dan memugar bangunan area tawasul.” Ujar Nabat, yang juga salah seorang keturunan mbah uyut Gabit.
Untuk saat ini, dana pemugaran dan pembangunan pendopo masih ditanggung renteng oleh anak keturunan Gabit dan RM. Leong Tempu. Belum ada bantuan dana dari pihak manapun. Termasuk dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.
“Proposal Permohonan Bantuan Dana Pemugaran dan Pembangunan Pendopo, telah disampaikan kepada BN Kholik, Ketua DPRD Kabupaten Bekasi.” Ujar H. Obing Fachrudin, Ketua Yayasan Cagar Budaya Uyut Batok.
Dirinya berharap, Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi, berkenan menganggarkan pemugaran makam kramat uyut batok beserta pembuatan pendopo.
“Apalagi, Bupati Bekasi, H. Eka Supria Atmaja, SH telah berkenan hadir ditengah-tengah kami pada haul yang dilaksanakan beberapa waktu lalu.” Tutur mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri Kabupaten Bekasi.
“Insya Allah, dalam penobatan ahli waris kerabat kerajaan Sumedang Larang, kami akan mengundang Bupati dan Ketua DPRD.” Tutup H. Obing Fachrudin.
(Red)