Cikarang Pusat, Swatantranews.com
Entah mimpi apa Pimpinan Perusahaan (Pimprus) media Online Swatantranews.com, Herli Meihadi di geruduk (datangi) utusan guru honorer Kabupaten Bekasi. Yang menyatakan diri dari Forum Honorer Kategori 2 (FHK-2), Eka Center dan mantan pengurus Forum Pembela Honorer Indonesia (FPHI), usai sholat dzuhur di Mesjid Agung Pemda Kab. Bekasi. Kamis (29/04).
Kedatangan guru honorer dari berbagai organisasi pengurus guru honorer menemui Pimprus swatantranews untuk menyatakan sikap atas pemberitaan media swatantranews yang mengungkapkan pernyataan H. Obing Fachrudin dengan judul “Long March FPHI Tidak Mewakili Guru Honorer Kab. Bekasi.”
“Kami sepakat bang, dengan pernyataan Pak H. Obing bahwa long march FPHI, tidak mewakili kami guru honorer.” Ujar Ema, dari Eka Center.
Menurutnya long march malah membuat malu para guru honorer khususnya dan masyarakat Kabupaten Bekasi. Karena pada dasarnya hubungan antara guru honorer dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi berjalan baik.
“Kami pribadi sangat menyesalkan kegiatan long march tersebut. Karena memang hanya membawa kepentingan mereka saja (14 orang-red).” Ujar Sanim Suryaningrat, Ketua FHK-2 Kabupaten Bekasi.
Senada dengan kedua rekannya, Suhermin, mantan ketua FPHI Kabupaten Bekasi. Memaparkan bahwa perjuangan FPHI saat ini sudah sangat jauh dari perjuangan guru honorer. Bahkan terkesan mereka sangat arogan dalam memaparkan pendapatnya.
“Karena itulah saya mundur perlahan dari ketua FPHI.” Ujar Suhermin.
Dikisahkan oleh Suhermin, nada miring kerap diterimanya saat mengundurkan diri sebagai ketua FPHI. Seperti sudah mendapat upeti dari Bupati Bekasi, H. Eka Supria Atmaja, SH.
“Kalo saya menerima upeti atau hibah dari bang Eka, saya sudah beli mobil kali. Dan sekretaris saya rumahnya sudah saya perbaiki.” Tutur Suhermin masgul.
Dipaparkan oleh mereka (para guru honorer), bahwa sebenarnya sangat berterima kasih pada jajaran Dinas Pendidikan dan Bupati Bekasi. Karena mengakomodir aspirasi dari guru honorer. Seperti kenaikan jasa tenaga kerja (jastek) yang sudah beberapa kali mengalami kenaikan dan saat ini mencapai 2,1 juta rupiah, selain dari dana BOS yang diterimanya.
“Bahkan untuk guru honorer yang telah memiliki sertifikasi guru, saat ini sedang pemberkasan guna mendapatkan Tunjangan Profesi Guru (TPG) dari kementerian pendidikan. Bagi kami ini perhatian yang luar biasa dari pemerintah daerah terhadap guru honorer.” Ujar Sanim.
Pesan Whats App pun datang dari Dwi, salah satu guru honorer yang telah bersertifikasi guru yang saat ini mengajar di sekolah SMP Negeri di Kecamatan Tambun Selatan. Yang mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Bupati Bekasi, H. Eka Supria Atmaja dan Kepala Dinas Pendidikan, Carwinda yang telah memanggil guru honorer bersertifikasi untuk pemberkasan di Dinas Pendidikan.
Pesan Whats App Dwi pun, telah diteruskan Pimprus Swatantranews ke Ajudan Bupati dan Kepala Dinas Pendidikan dengan harapan menjadi obor penyemangat Bupati dan Kepala Dinas guna mewujudkan Kabupaten Bekasi 2 Kali Lebih Baik.
Para guru honorer tidak ingin merusak hubungan yang telah terjalin dengan baik dengan dinas pendidikan, rusak karena guru honorer yang melakukan long march.
“Saatnya kami bekerja optimal memberikan yang terbaik bagi dunia pendidikan Kabupaten Bekasi. Agar mutu pendidikan di Kabupaten Bekasi meningkat lebih baik lagi.” Tutup Suhermin.
(Red).