Kabupaten Bekasi, Swatantranews.com
Minyak atsiri yang berasal dari lengkuas, banyak bermanfaat untuk kesehatan, seperti meningkatkan gairah seksualitas, meningkatkan nafsu makan, mengobati rematik, mengatasi bronchitis, mengatasi campak, obat limpa, anti bakteri dan jamur, obat panu dan kutu air, mengobati demam dan mengurangi stretch mark setelah bersalin.
Melansir Buku 100 Top Tanaman Obat Indonesia yang diterbitkan Balai Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) Balitbangkes Kemenkes pada 2011, bagian dari tanaman lengkuas yang digunakan adalah rimpangnya.
Rimpang lengkuas tersebut mengandung minyak atsiri lebih kurang 1 persen dengan komponen utama; Kamfer, Sineol dan Asam metal sinarmat.
Minyak atsiri ini akan muncul jika rimpang lengkuas diiris atau ditumbuk.
Harga minyak atsiri lengkuas pun cukup tinggi, yakni Rp. 65.000 / botol 10 ML. Dan bisa dipasarkan dipasar domestik maupun internasional.
Peluang pasar yang begitu besar, menggerakan Balai Uji Terap Teknik dan Balai Karantina Pertanian bersama para petani lengkuas desa Muktijaya Kecamatan Setu mengembangkan minyak atsiri berbahan dasar lengkuas, yang selama ini dijual secara tradisional oleh para petani.
“Kami akan mengupayakan minyak lengkuas Muktijaya menjadi komoditi ekspor.” Ujar Dani Ramdan, Pj. Bupati Kabupaten Bekasi di acara Sosialisasi Merdeka Ekspor Produk Unggulan Pertanian. Yang diselenggarakan di Balai Uji Terap Teknik dan Balai Karantina Karantina Pertanian, Setu. Selasa (10/08).
Giat yang dihadiri juga Camat Setu, Joko Dwijatmoko, memberikan kesempatan Pj. Bupati Bekasi Dani Ramdan untuk memberikan nama minyak lengkuas Muktijaya.
“Minyak lengkuas ini kita namakan “Lengkuas Minyak Muktijaya” karena berasal dari lengkuas dan Desa Muktijaya.” Ujar Dani. (Her).