Kabupaten Bekasi-Menindaklanjuti Perpres Presiden No :15 Tahun 2018, tentang percepatan penanggulangan pencemaran dan kerusakan DAS Citarum, Personel Satgas Citarum Harum Sektor 20 terus monitoring kegiatan Normalisasi perapihan tanggul dan bantaran sungai Citarum di wilayah Sektor 20 + – 134 KM yang telah berjalan sejak beberapa waktu lalu dari hulu ke hilir atau hingga Muaragembong.
Giat monitoring Dansektor 20 Citarum Harum, kolonel Inf Budijanto di dampingi personil posko, Serma Tholib (Bamin) Sertu Margi (Ba Ops 1) dan Kopda Nurbaka, Untuk melakukan pemantauan kegiatan perapihan tanggul Sungai Citarum dengan melakukan penebalan dan
menambah lebar serta ketinggian tanggul dengan Panjang kegiatan Kurang lebih hampir 1 Kilometer di Desa Karangharja, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
” Yah, Sebelumnya juga sudah di lakukan perapihan dan penebalan tanggul dengan menambah ketinggian, kurang lebih 1 kilometer lebih di Desa Lenggahsari, Kecamatan Cabangbungin Kabupaten Bekasi, yang di lakukan secara *Simbiosis Mutualisme* oleh rekanan satgas Citarum harum bersama warga masyarakat,” Kata kolonel Inf Budijanto, Dansektor 20 Citarum Harum di lokasi kegiatan, Selasa (31/08/21).
Dijelaskan Dansektor 20 Citarum Harum, Kolonel Infanteri Budijanto, Banyaknya tanggul yang kritis, rendah, tipis dan bantaran yang kurang tertata di wilayah sektor 20 Citarum Harum dari Kecamatan bojongmangu hingga Kecamatan Cabangbungin dan Muaragembong membuat kita harus ekstra cepat dalam merealisasikan program Citarum Harum, yang tertuang di Peraturan Presiden No : 15 Tahun 2018. Dalam Percepatan Penanggulangan Kerusakan dan Pencemaran Sungai Citarum.
“Perapihan dan penebalan tanggul sungai Citarum terus kita lakukan, dari Kecamatan Kedungwaringin hingga Kecamatan Muaragembong menjadi skala prioritas dalam kegiatan, karena di sepanjang jalur ini masih banyak tanggul yang kritis rendah dan tipis, dan bantaran yang tidak tertata rapih, yang dapat membuat warga khawatir ketika datang musim hujan dan Citarum meluap banjir, ” Jelas Dansektor
*Simbiosis Mutualisme*
Selain melakukan perapihan tanggul, sambung Dansektor, kita juga melakukan perapihan bantaran, agar akselerasi air dapat mengalir dengan lancar dari hulu ke hilir.
“Ini yang terpenting, pengangkatan sedimen yang semakin tinggi dan pengerukan dangkalnya sungai Citarum juga akan kita lakukan, mau tidak mau, suka tidak suka sedimen ini harus kita keluarkan, yang tentunya ini memerlukan waktu yang panjang, dan tentunya belum dapat terlihat maksimal manfaat yang di rasakan oleh warga masyarakat, karena semua butuh waktu dan proses,”
Jelasnya.
Masih kata Dansetor 20 Citarum Harum, Terbatasnya alat dan personel salah satu kendala kita dalam merealisasikan program ini, namun kita terus berupaya menciptakan terobosan – terobosan yang komprehensif, dengan melakukan simbiosis mutualisme dengan warga masyarakat dalam melaksanakan program ini.
“kebersihan dan keberlangsungan ekosistem sungai Citarum merupakan tanggung jawab kita bersama, warga masyarakat dan semua pemangku kebijakan yang terkait dalam hal ini,” imbuhnya.
” Terutama untuk di wilayah Kecamatan Kedungwaringin, Pebayuran, Cabangbungin dan Kecamatan Muaragembong. Mengingat sebentar lagi akan datang musim hujan, semua tanggul krisis harus secepatnya di kerjakan, sementara alat berat kita sangat terbatas, sedangkan tanggul – tanggul krisis ini sangat banyak kurang lebih ada 50 titik,” Pungkas Dansektor 20.
Sementara itu, Samsudin (45) warga masyarakat Desa Karangharja sangat mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh Sektor 20 Citarum Harum. Selain dalam kegiatan perapihan tanggul dan bantaran, kegiatan yang berlangsung juga sangat berdampak akan perekonomian warga sekitar, selain menciptakan lahan pekerjaan di dengan pandemi Covid-19, kegiatan juga sangat berpengaruh akan dampak hilangnya kewaswasan bagi masyarakat ketika musim hujan dan ketika Citarum Banjir.
“Saya sangat mengapresiasi apa yang sudah di lakukan oleh Sektor 20 Citarum Harum Ini, selain terus melakukan perbaikan tanggul yang kritis dan perapihan bantaran yang memang sangat tinggi sedimennya, kegiatan juga sangat berdampak akan perekonomian warga masyarakat, dengan melakukan pemberdayaan yang tentunya bisa menciptakan sumber perekonomian di tengah pandemi Covid-19 ini teruntuk masyarakat sekitar pada umumnya, ” Jelasnya
(*/red)