Kabupaten Bekasi, Swatantranews.com
Kabupaten Bekasi sepertinya ditakdirkan selalu tercatat dalam sejarah Bangsa Indonesia.
Hal itu terlihat dari catatan sejarah Bangsa Indonesia yang mengungkapkan bahwa kecamatan Cibarusah menjadi pusat pelatihan pemuda/pemudi Indonesia di era penjajahan Jepang menjadi pasukan Pembela Tanah Air (PETA). Yang kemudian berkembang menjadi Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan sekarang Bangsa Indonesia mengenalnya dengan sebutan Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Santri Asal Papua menghafal Al-Qur'an
Begitupun saat ini, Kabupaten Bekasi dikenal masyarakat internasional sebagai daerah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia Tenggara. Sebagai akibatnya Kabupaten Bekasi menjadi daerah yang memiliki masyarakat multi etnik. Bukan hanya penduduk asli Bekasi ataupun penduduk Indonesia dari berbagai daerah tetapi juga penduduk dari Bangsa Asing, seperti Korea, Jepang, China dan lain sebagainya.
Namun, ada yang luput dari perhatian masyarakat luas. Yakni di Kabupaten Bekasi, sejak tahun 2012, telah berdiri pondok pesantren yang mengkhususkan santrinya berasal dari Pulau Irian ( Ikut Republik Indonesia Anti Netherlands) Jaya. Yang lebih dikenal saat ini sebagai Papua.
“80% saat ini Ponpes Nuu Waar adalah dari Irian Jaya, sisanya dari penduduk sekitar dan pulau – pulau di Indonesia lainnya.” Ujar Abdul Khaliq, SQ salah seorang pengurus ponpes Nuu Waar.
Menurut Abdul Khaliq, ponpes Nuu Waar didirikan oleh KH, Fadlan Rabbani Gamaratan, dengan tujuan mensiarkan agama Islam di tanah Irian Jaya (Papua) dan menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tanah Papua.
Dalam ponpes Nuu Waar terdapat jenjang pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Dengan kewajiban santri SD, Hafidz 5 Juz Al-Qur’an. SMP, 10 Juz dan SMA 15 Juz
Pengurus Ponpes Nuu Waar
“Jadi, tinggal di ponpes selama 12 – 16 tahun, tanpa di pungut biaya sepeserpun.” Lanjut Ust. Khalik, panggilan akrab ustadz Abdul Khaliq, SQ.
Lebih lanjut Ust. Khalik memaparkan, untuk masuk ponpes Nuu Waar, para santri ditanyakan cita-citanya (Penulusuran Minat dan Bakat). Yang nantinya materi pendidikan berdasarkan cita-cita atau keinginan santri dalam hidup di masyarakat luas.
“Jadi, pesantren tidak hanya mendidik santri dengan pendidikan agama saja. Tetapi santri juga dipersiapkan sebagai tenaga kerja sesuai kebutuhan daerah Papua dan cita-cita santri. Seperti tenaga kesehatan maupun tentara.” Ujar Khaliq.
Pemilihan lokasi ponpes yang berada di Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi juga merupakan upaya pembauran masyarakat Irian Jaya dengan saudara sebangsa dan setanah air. Agar keutuhan NKRI tetap terjaga di tanah Irian Jaya. Sehingga ketika kembali ke tanah Irian Jaya, para santri selain menjadi pensiar Agama Islam juga sebagai penjaga NKRI.
“Insya Allah, hari Rabu (22/03 – Red) Ponpes Nuu Waar akan kedatangan PJ. Bupati Bekasi, Bapak Dani Ramdan.” Ungkap Abdul Khaliq.
Menurut Abdul Khaliq, kedatangan PJ. Bupati Bekasi ke Ponpes Nuu Waar dalam rangka Khataman Al-Qur’an sebanyak 5.500 kali selama Bulan Suci Ramadhan 1444 H.