Kab.Bekasi, swatantranews- Proyek Normalisasi Kali jago menuju persawahan, Desa Muara Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi Jawa barat merupakan salah satu proyek yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengembalikan fungsi normal dari kali atau sungai itu sendiri, sekaligus mengatasi permasalahan banjir.
Akan tetapi proyek normalisasi tersebut dikeluhkan masyarakat sekitar dan menjadi perbincangan publik mengingat pekerjaan tersebut blepetan alias amburadul. semua itu akibat ada nya kongkalikong dari dinas PUPR dari Bidang PSDA terkait sehingga pekerjaan tersebut tidak maksimal.
Menurut warga sekitar yang enggan di sebutkan namanya mengatakan Dengan adanya proyek normalisasi kali jago yang menuju persawahan diduga tidak maksimal saya sebagai masyarakat merasa sangat kecewa dengan adanya proyek normalisasi yang pekerjaanya blepetan cetusnya. Kamis (11/1/2024).
hal senada dikatakan petani yang berinisial L, Kampung Babakan, Desa Muara Bakti, sangat kecewa dengan adanya pengerukan saluran air tersebut. menurutnya sudah beberapa hari ini saya tidak bisa mengairi air kelahan karna yang biasa saya lewati sekarang ini sudah ga bisa di lewati.ucapnya dengan nada kecewa.
Di tempat terpisah Pemerintah Desa Muara Bakti, yang enggan disebutkan namanya, angkat bicara, kami meminta kepada konsultan harus bertanggung jawab.dengan adanya proyek tersebut begitu juga kepada kontraktor atau pelaksana proyek normalisasi kali jago arah kali CBL (Cikarang Bekasi Laut). dalam hal pekerjaan yang pertama jangaan membuat masyarakat kecewa dan membuat para Petani susah.bagaimana para petani tidak di buat susah karna saluran tidak berfungsi yang biasa mereka lewati itu tertutup tanah. sangat disayangkan ketika suatu pekerjaan yang di biayai oleh pemerintah Kabupaten Bekasi melalui APBD, kini berbuah keluhan dari masyarakat setempat.dan petani.
Cukup pantastis Pekerjaan proyek normalisasi dengan pagu anggaran cukup besar, APBD kabupaten Bekasi TA.2023. tidak maksimal Dimana pekerjaan proyek normalisasi kali jago arah CBL dikerjakan amburadul masih banyak Rumput dan tanah pembuangan masih tertutup Tanah. menurut kami pelaksanaan pekerjaan tidak mengikuti perencanaan atas program pemerintah tidak lepas dari pengawasan pemerintah selaku PPTK (Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan).ungkapnya.
Hingga berita ini diterbitka pelaksana atau pemborong tak ubahnya seperti orang bermain petak umpet susah untuk ditemui terlebih dimintai komentarnya bersambung,” ungkapnya.
(*/Acep)