Misteri atau Nyata Laut Bersertifikat ! Nelayan Pesisir Menjerit Tanpa Suara, Ini Kata Penggiat Mangrove Tarumajaya

Kab.Bekasi, swatantranews – Proyek penataan (Restorasi lahan) di lokasi Pusat Pangkalan Ikan (PPI ) Paljaya Tarumajaya dan Hybrid Engineering oleh PT.Tata Ruang Pelabuhan Nusantara (PT.TRPN) sempat menjadi sorotan banyak pihak termasuk Tokoh  Penggiat Mangrove Tarumajaya dan  sejumlah Nelayan pesisir di  Tarumajaya.

Diketahui sebelumnya,  Dibalik penataan (restorasi lahan) milik PPI Pal Jaya+- 7,4 hektar masih ada cerita lain yang patut dicermati, Karena didalamnya ada pernjanjian   kerjasama dengan pihak swasta (PT. TRPN) yang saat ini sedang aktif bekerja untuk membangun badan jalan menuju arah Laut lepas, mirisnya derasnya laju pembangunan di PPI Pal jaya, (seperti pembangunan sejumlah kios dll), Akan tetapi proyek pembangunan tersebut pada awalnya tidak disertai pemasangan  papan informasi kegiatan, hal ini penting untuk keterbukaan informasi publik, anggaran dari mana …?

” Sebagai masyarakat nelayan pesisir tentunya sangat mendukung adanya pembangunan (penataan di lingkungan PPI Pal Jaya), karena sudah menjadi tugas dan tanggungjawab pemerintah, baik dari tingkat kabupaten ataupun provinsi, akan tetapi  yang terlihat saat ini bukan hanya restorasi atau penataan PPI Pal jaya, tetapi ada kegiatan pemasangan Baro di laut (diluar area PPI Pal jaya) yang nantinya berdampak kepada terhalangnya akses nelayan menuju area lahan mata pencahariannya. Dan bila pembaroan itu bertujuan untuk melakukan reklamasi di pesisir pantai Kabupaten Bekasi, ‘bisa dipastikan’ nelayan pinggir akan kehilangan area lahan mata pencaharian mereka,” Kata  Samsuri (Bung Sam)  Tokoh Penggiat  mangrove di wilayah pesisir Tarumajaya, Selasa (30/4).

Jika memang benar lanjut Bung Sam, Apa yang selama ini kami dengar soal lahan laut konon kabarnya sudah bersertifikat, Tentunya cerita bukan hisapan  jempol belaka, nyatanya dengan leluasa laut pesisir saat ini sedang aktif dilakukan pengurugan.

” Jadi  adanya informasi dugaan lokasi sepanjang pesisir Taarumajaya akan habis bisa jadi benar adanya, dengan adanya pemasangan Baro dan beco di tengah laut ternyata bukan hanya isapan jempol, Sementara Nelayan tidur pulas dengan dalih  iming-iming penataan atau restorasi PPI Pal Jaya dan kolam pelabuhan, Patut  dicermati dibalik  Restorasi,  ada kepentingan lain (di Laut lepas) di luar  wilayah 7,4 hektar aset PPI Paljaya,” tambahnya.

Lanjutnya, Jika memang pembangunan di laut terus berjalan, apakah mungkin nantinya nelayan pesisir akan mati perlahan -lahan (lokasi pencarian ikan makin terbatas), Awalnya mimpi kami ganti pemimpin, bahwa nelayan akan  sejahtera, ternyata sebaliknya, mungkin tinggal menunggu waktu ,” Ujar Bung Sam warga  Segarajaya Tarumajaya.

Dirinya berharap,   Ada kepedulian serius dari pemerintah kabupaten Bekasi (khususnya Pj bupati Dani Ramdan di penghujung masa jabatannya), habitat mangrove tempat ikan berkembang biak sudah semakin punah, kemana nelayan akan mengadu dan mencari bapak angkat, agar sejumlah permasalahan nelayan pesisir baik yang ada di Tarumajaya sampai muara bendera dapat didengar.

Saat ini saja, sering kali nelayan pesisir dihadapkan persoalan limbah yang tak kunjung tuntas entah dari muara CBL atau BKT atau dari perusahaan di sekitar Pal jaya, yang mengakibatkan hasil tangkapan nelayan pinggir semakin berkurang jauh.

” Hal itu menjadi alasan utama Nelayan butuh bapak angkat,” ulasnya.

Sangat miris para nelayan pesisir  dengan alat tangkap tradisional ( jaring, bubu,.sero, bogreg, rumpon,Gogoh) bisa jadi  nantinya wilayah pencarian ikan akan semakin sempit, atau malah tersingkir, tentunya peran  pemerintah punya kuasa, menolak atau di lanjutkan kami tidak dapat berbuat apa-apa, Yang pasti, Nelayan Utara Bekasi harus diselamatkan dari angkuhnya pembangunan yang tidak peduli terhadap lingkungan.

” Nenek moyang kami dahulunya pelaut, Sebagai masyarakat pesisir tentunya berharap dengan adanya restorasi atau reklamasi atau apapun namanya, Dimana kepedulian pemerintah terhadap nasib nelayan pinggir, atau mereka (nelayan ) sengaja ingin di bumi hanguskan, Kami menanti solusi bijak dari dari dinas terkait, kami juga akan bersurat ke ATR/BPN kab.Bekasi serta dan pemerintah pusat soal sertifikat di tengah laut dan yang ada dalam  plang proyek restorasi di Pal Jaya,” tutupnya.

Sementara itu, Kepada awak media kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Muara Ciasem, Ahman Kurniawan yang ditugaskan  di PPI Pal Jaya Tarumajaya menyampaikan, Bahwa diatas lahan +- 7,4 hektar milik PPI PalJaya akan dilakukan Penataan (restorasi lahan) tahap dua.

” Kegiatan penataan (restorasi lahan) PPI Pal Jaya, sebelumnya sudah dilakukan sosialisasi dengan sejumlah nelayan dan instansi terkait di Kecamatan Tarumajaya termasuk sosialisasi dan restorasi lahan PT. TRPN dengan luas+- 200 Hektare (sepanjang pesisir pantai Tarumajaya),” Kata Ahman Kurniawan beberapa waktu lalu di sekretariat bersama (sebelum dibongkar).

Hingga naskah ini di publish, pihak terkait termasuk PT. TRPN belum dapat terkonfirmasi soal pembangunan/ Hybrid Engineering di pesisir Tarumajaya

(*/red)

Pos terkait

banner 728x250