Babelan, swatantranews- Dampak Intensitas curah hujan yang tinggi sejak 27 Januari 2025 lalu masih menyisakan derita warga buni bakti Kecamatan Babelan, Ratusan rumah warga di Kadus 2 Buni Bakti nyaris tenggelam, Lantaran Kondisi permukaan Kali DT 8 sudah tak mampu lagi menampung derasnya curah hujan yang meluap ke pemukiman warga, setidaknya 4 RT yang berada di wilayah Kadus II Desa Buni Bakti nyaris tengelam.
Dari pantauan dilokasi, Luapan kali DT 8 yang masuk ke pemukiman warga, bukan hanya disebabkan intensitas curah hujan yang tinggi melainkan menumpuknya eceng gondok sepanjang aliran Sungai DT8 seolah menjadi actor yang menyumbat air untuk keluar menuju laut.
Perlu diketahui, kali DT8 Ini bermuara langsung ke kali cikarang Bekasi Laut ( CBL ). Sedangkan kali tersebut dalam keadaan Normal.
“Mungkin Ketika pemangku kebijakan peka terhadap lingkungan tidak seperti ini, paling tidak eceng gondok di aliran DT8 Ini di sikapi udah beress bukan diternak,” Kata Lukman Nurhakim Warga terdampak banjir, Jumat(31/1).
” Tidak bisa dibayangkan jika ada air kiriman dari hulu ke hilir tenggelam nih kampung,” ujar Pria yang sehari hari mengajar di SMK Ibnu muay dan juga anggota Karang taruna kecamatan Babelan.
Sementara itu, Ahmad Samlawi, S.HI, Ketua Karang Taruna Kecamatan Babelan menyampaikan, Persoalan banjir yang sekarang terjadi sudah sering kali, apalagi warga yang tinggal di bantaran kali., dan juga kita tidak boleh menyalahkan itensitas curah hujan yg tinggi, seharusnya kita semua serta pemerintah desa dan stekholder mempersiapkan. Karna bayak faktor kejadian ini terjadi, kiriman air dari hulu ke hilir, dan tentunya lingkungan.
“Kita harus memperbaiki aliran air tersebut agar tidak tersendat salah satu penghambatan aliran air ya eceng gondok, solusinya mulai dari turap dan masyarakat harus turun membersihkan eceng gondok dan harus dikerjakan rutin,” Kata Ketua Katar Kecamatan Babelan.
“Kalau bicara angaran DD (Dana Desa)bisa saja angaran tersebut digunakan untuk padat karya dan bisa memberdayakan perekonomian warga yang nantinya dipekerjakan,” tandasnya.
Hal senada yang disampaikan oleh tokoh masyarakat Desa Buni Bakti Ust. Sholahuddin.SE.I. MPd.
“Kita tidak boleh menyalahkan alam, harusnya para pemimpin turun kelapangan untuk melihat lingkungan jangan sampai ketika sudah terjadi kita baru bertindak saya rasa juga perlu perusahan-perusahaan yang ada di wilayah juga harus peka terhadap lingkungan,” Kata Ust yang sehari hari dikenal sebagai pengasuh pondok pesantren Ibnu Muay.
Sampai berita ini diturunkan ketinggian air di wilayah tersebut 80 hingga 1 meter, sementara itu dari info yang ada pihak pemdes Buni Bakti belum ada yang turun ke lokasi banjir di Kadus 2, Apalagi bantuan.
(*/red/cr. L. Nurhakim)