Denpasar, Bali – Swatantra News |
Gelaran Festival TIK Indonesia tahun 2021 sukses dilaksanakan, tidak ada Festik maka tidak akan ada Relawan TIK, demikian ungkap Fajar Eri Dianto Ketua Umum Relawan TIK Indonesia. Pernyataan tersebut diungkapkannya saat sesi penutupan di Hotel Puri Saron pada Selasa (31/08/2021).
Festival TIK yang digelar di Bali tersebut lebih dari sekedar ceremonial belaka, Festik menjadi persembahan Relawan TIK Indonesia untuk kembali bangkit dari berbagai sektor. Tak hanya itu, Fajar Eri bahkan mengapresiasi seluruh panitia yang telah sukses membuat event ini secara hybrid.
“Pandemi membuat kita harus berinovasi dan memberi solusi bagi masyarakat agar tetap dapat melaksanakan berbagai kegiatan disektor pariwisata, pendidikan dan ekonomi berbasis digital” ungkapnya.
Persyaratan lengkap terkait pemberangkatan dan kepulangan, bersama-sama ditempuh oleh panitia dan peserta guna memastikan keamanan dan kenyamanan bersama dengan melakukan tes Kesehatan Swab Antigen yang sudah difasilitasi oleh panitia Festival TIK.
Terpisah, Muh. Fajar Nur Muharom Kepala Bidang Kesekretariatan Relawan TIK Indonesia, memaparkan tentang mekanisme tuan rumah Festival TIK selanjutnya. Pihaknya membuka peluang kepada siapapun, wilayah atau daerah untuk mengajukan diri melalui proposal kepada pengurus pusat Relawan TIK Indonesia.
“Untuk Festival TIK mendatang tahun 2022 silakan untuk kawan-kawan daerah mendaftarkan dan mengkomunikasikan lebih lanjut dengan pengurus pusat, untuk konsep acara Festival TIK ini menjadi standar penyelenggaraan Festival TIK berikutnya, sampai jumpa di Festival TIK 2022”.
Malam Penganugrahan dan Gala Dinner Festival TIK
Malam penganugrahan dan Gala Dinner turut dihadiri oleh Direktur Pemberdayaan Teknologi, Kementerian Komunikasi dan Informatika Bonifasius Wahyu Pudjianto, Mariam F Barata selaku inisiator Relawan TIK Indonesia juga Indonesia Internet Governance Forum (ID-IGF), dan Gustaff Harriman Iskandar sebagai Director at Common Room Networks Foundation, Ketua sekaligus Founder STMIK Primakara I Made Artana, S.Kom., M.M.
Ada puluhan penghargaan yang diberikan dari 8 kategori untuk nominasi penghargaan yang diberikan kepada Relawan TIK dan Mitra Relawan TIK. Semakin menarik acara malam penganugrahan ini dimeriahkan dengan pertunjukan Fire Dance penggabungan budaya dengan tarian dan musik yang segar oleh kawan-kawan Primakara.
Deklarasi Bedugul
Sebagai bukti komintmen Relawan TIK siap mendampingi masyarakat di bali adalah dengan di Deklarasinya “Bedugul” sebuah program terhadap Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dan Tempat Terpencil Melalui Pengembangan serta Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Berbasis Komunitas, program ini melibatkan beberapa perwakilan dari komunitas dan organisasi masyarakat sipil yang terdiri dari antara lain ICT Watch, Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), Common Room Networks Foundation (Common Room), Luminate Group, UNICEF, KPCPEN dan Balebengong.
Pada malam Gala Dinner, Defira Ketua Relawan TIK Kab. Sukabumi dan Mihram Rohman Ketua Umum Asosiasi Profesi Informatika dan Komputer (APIK) membacakan deklarasi Bedugul yang tercantum beberapa kesepakatan mengenai: Kesenjangan Digital di wilayah pedesaan dan tempat terpencil, desa bangkit dan berdaya tahan, Pemberdayaan Masyarakat pedesaan dan tempat terpencil melalui pemanfaatan TIK dan Literasi Digital.
Selain itu dalam deklarasi tersebut menyusun rekomendasi dan rencana aksi yang terangkum dalam 5 poin berikut: penyediaan layanan internet untuk wilayah pedesaan, kerjasama dan pelibatan segenap insan internet sehat dan pemangku kepentingan, dilakukan secara legal, pendekatan yang terukur dan sistematis, pengembangan kapasitas pengetahuan publik di bidang keterampilan literasi digital.
Segenap apresiasi dan ungkapan terima kasih mengalir dari seluruh peserta yang hadir, menyaksikan dan merasakan langsung gagap gempita Festival TIK yang disajikan panitia dari pengurus Relawan TIK Provinsi Bali dan mahasiswa – mahasiswi STMIK Primakara.
Redaksi