Babelan, Swatantra News
Mengintip kisah menarik dan terbilang sukses, Seorang Guru honorer sekolah dasar di daerah Buni Bakti Babelan, yang saat ini sedang menggeluti hobi barunya, Tanpa mengesampingkan tugas mulia sebagai seorang guru honorer, Lukman Baba Desa, Mencoba untuk bertahan hidup ditengah gejolak ekonomi yang kian dirundung duka, lantaran pandemi Covid-19, Bergelut dengan hobi barunya beternak burung puyuh.

” Semoga negeriku cepat pulih dari wabah pandemi Covid-19( Corona), dan gejolak perekonomian akan segara membaik serta kembali normal,” Kata Lukman Spd, Pemilik akun BABA DESA FARM sambil asyik menyaksikan penetasan Puyuh, minggu (3/1)
Dikatakannya, Burung puyuh merupakan salah satu rumpun unggas lokal Indonesia yang mempunyai sebaran geografis hampir di seluruh nusantara. Di tangan Baba Desa, Seorang peternak muda berbakat asal Kampung Buni RT 15/8, Desa Buni Bakti, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, Burung puyuh dijadikan salah satu komoditi unggas yang memiliki nilai jual tak ubahnya ayam potong.
“Ketertarikannya pada dunia ternak puyuh dimulai sejak ia melihat peternakan puyuh sahabatnya di daerah Gabus Tambun utara,” imbuhnya.
Diakui Lukman (Baba Desa )Sejak Maret 2020, Dirinya mencoba merajut asa atas doa keluarga dan orang tua, Untuk ternak burung puyuh yang memiliki nama latin Coturnixcoturnix, diawali dengan ternak 15 ekor PST(puyuh siap telur), Saat itu Karena keterbatasan modal dan pengalaman.
“Yah, Alhamdulillah saat ini dengan berbekal Keyakinan serta keinginan yang kuat, Baba desa sudah memiliki ratusan ekor burung puyuh dari berbagai jenis, Ada puyuh Albino maupun blorok serta jenis puyuh dari bibit unggul lainnya,” terangnya.
Dikatakan Lukman baba desa, Niatan dan ketertarikan ternak puyuh, tidak bertujuan hobi dan ekonomi semata, Akan tetapi, bagai mana ditengah pandemi Covid -19 saat ini, Baba desa dapat berbagi ilmu dan pengalaman (pemberdayaan) kepada kelompok pemuda dan remaja Karang taruna desa serta masyarakat sekitar untuk terjun menggeluti ternak burung puyuh, yang cukup menjajikan.
” Yah, Saat ini Baba desa sudah merintis sebuah kelompok ternak yang berdiri mandiri dari beberapa masyarakat dan Alhamdulillah sampai saat ini( 4 januari 2021) sudah ada pemuda dan masyarakat yang mencoba TERNAK UNGGAS PUYUH -+ 10 Orang, yang di bina untuk konsentrasi panen telur puyuh yang masuk dalam ke anggotaan kelompok ‘BABA DESA’,” ujarnya.
Terakhir dikatakan BABA DESA Kedepan dirinya mempunyai harapan pada Era New Normal, BABA DESA Siap untuk membantu menjadi mitra Kerja bagi pemuda, masyarakat, unsur perusahaan, dan terkhusus pemerintahan, Untuk mengadakan pelatihan cara menetaskan telur, membesarkan doq, doc, itik, sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dalam hal ini berwiraswasta ( TERNAK PUYUH ).
“BABA DESA mengetuk Semua pihak, baik masyarakat, perusahaan (CSR), dan yang terpenting adanya kepedulian dari pihak pemerintah baik tingkat desa, kecamatan, Kabupaten, provinsi maupun pusat,” pungkasnya. (luk)