Kota Bekasi – SwantantraNews–
LLDikti Wilayah III DKI Jakarta menginisiasi dan memprakarsai
Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (BADIKLAT Kemenhan) untuk menyinergikan Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). PMM-PKBN menjadi program kolaborasi baru antara Kemendikbudristek dan Kemenhan
Program yang menargetkan 5.000 mahasiswa/ mahasiswi
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) sebagai peserta ini bertujuan untuk menciptakan talenta digital unggul dari perguruan tinggi.
Dalam program PMM-PKBN, mahasiswa /mahasiswi harus dapat bekerja sama dan disiapkan menjadi tenaga ahli yang profesional yang berwawasan dan bertalenta digital. Ditambah lagi, program ini akan membekali mahasiswa dengan keterampilan di luar bidang keahlian sebagaimana dituangkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Pada Rabu (14 /09/2022) bertempat di Universitas Bina Sarana Informatika Kaliabang, Kota Bekasi.
Kepala LLDikti Wilayah III, DR. Ir. Paristiyanti Nurwardani
Menjelaskan bahwa dalam upayanya
Meningkatkan Daya Saing menghadapi era digital perlu disiapkan para mahasiswa mahasiswi yang hebat dan berkualitas sehingga bisa memenangi percaturan di era digital dan percaturan di era industri 4.0 dan society 5.0
“sebagai upaya penguatan literasi digital di era revolusi industry 4.0 dan society 5.0, seperti digital skill, digital culture, digital etic, dan digital safety.” Ujar Paristiyanti Nurwardani
selain itu insiator Paristiyanti Nurwardani mengatakan memberikan pembelajaran kepada mahasiswa untuk dapat mengikuti 5 paket kompetensi digital Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS,
Diantaranya: artificial intelligence , Cyber security , Data Sains , Communication skill , web programming.
“Jadi para mahasiswa – mahasiswi mendapatkan pembelajaran 5 kompetensi digital di akhiri dengan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk, dan sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kemenhan yang dapat meningkatkan daya saing.” Pungkas Paristiyanti
Sejalan dengan hal tersebut, Mayjen TNI Tandyo Budi R. S.Sos, Kabadiklat Kementerian Pertahanan meyakini, informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sebuah bangsa yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan. “Bela negara tidak selalu identik dengan pendidikan militer, tetapi melalui hal lain. Misalnya saja di bidang keamanan siber yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kita menyadari saat ini ada saja serangan di dunia maya dan telah menjadi tren baru dalam perang modern di abad-21,“ ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Nizam menyampaikan, melalui program ini, mahasiswa dapat mengambil paket mata kuliah skaligus mendapat beragam pengayaan lain yang dapat menjadi bekal berharga bagi masa depannya seperti membangun softskills, membangun kompetensi dan membangun semangat kebersamaan. “
“Di abad ke 21 ini, generasi muda harus memiliki sejumlah keterampilan, seperti Communication, Colaboration, Creativity, Critical Thinking agar memiliki daya saing. Ditambah lagi kemampuan berkolaborasi, menjalin jaringan, dan bekerja menjadi kemampuan yang harus dimiliki insan pendidikan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa,” terangnya.
Acara ini ditutup dengan kuliah umum dari Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy. “Kemampuan bela negara yang baik di tengah keberagaman bangsa adalah salah satu kunci untuk pembangunan manusia di Indonesia. Kita semua harus turut serta. Program PMM-PKBN ini mendukung program transformasi digital di Indonesia yang dicananangkan oleh Presiden Jokowi, salah satunya pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, terutama sektor pendidikan dan menyiapkan kebutuhan SDM yang berkompetensi talenta digital,” tandasnya.
(*/Tik)