Bangkit Atau Terpuruk! Reza Arfah Siap Maju Pilwalkot Bandung dari Gerindra, Jargon Nyaah Ka Bandung

Kota Bandung, swatantranews- Ketua Pengurus Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah Jabar, Reza Arfah, Sekira  jam 16.30. diantar pendukungnya untuk maju di Pilkada 2024 di Kota Bandung. Ia pun telah mengikuti penjaringan bakal calon Wali Kota Bandung 2024 yang dibuka Partai Gerindra.

Reza mengatakan, pencalonannya di Pilwalkot 2024 didasari atas kesadaran dan harapan bersama para pemuda Kota Bandung. Menurutnya, ruang bagi para pemuda sangat terbatas.

“Kerap kali anak-anak muda dibatasi ruang gerak dan berpikirnya, terkhusus dalam kontestasi politik. Bisa dikatakan, anak muda sering diposisikan sebatas menjadi pasar dan alat politik untuk meraup suara saja,” ucap Reza di Kantor DPC Partai Gerindra, Jl. Talaga Bodas, Lengkong, Kota Bandung, Jumat (10/5).

Maka dari itu lanjut Reza, disusunlah gagasan Nyaah ka Bandung, dimana nyaah berarti cinta atau sayang yang merupakan fitrah alamiah manusia, atas dasar ini pula, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang menciptakan alam semesta dan seluruh makhluk-Nya.

” Untuk itu, saya memberanikan diri, mendaftar pencalonan Walikota Bandung tahun 2024,” ujarnya.

Mari manfaatkan peluang tersebut. Tidak ada lagi waktu. Sekarang atau tidak sama sekali. Bangkit atau terpuruk. Perbaikan atau teraniaya!

Dikatakannya Kota Bandung merupakan kota indah nan romantis, banyak melahirkan tokoh-tokoh bangsa, seniman dan budayawan serta maestro dengan karya-karya tidak hanya skala lokal melainkan nasional, bahkan mendunia, Kota Bandung juga banyak memunculkan para pegiat industri kreatif dengan produk-produk berdaya beda, serta tidak jarang menjadi trend center nasional.

“Dari berbagai capaian prestasi di atas, Kota Bandung juga memiliki kompleksitas tersendiri,” tambahnya.

Dijelaskannya, Saat ini jumlah penduduk Kota Bandung mencapai 2,5 juta jiwa dan menjadi kota terpadat kedua setelah Jakarta, hal tersebut beriringan dengan bermasalahnya pengelolaan sampah, banjir, polusi udara dan kemacetan, serta buruknya perencanaan tata ruang kota.

“Semisal daerah resapan air kian habis dijadikan pemukiman, dan tidak jarang merupakan pemukiman elit, sedangkan, kemiskinan dan ketimpangan sosial merupakan hal menyedihkan dan juga hadir di kota ini,” Kata Reza.

Di waktu yang sama berkurangnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Pemerintah, disebabkan permasalahan hukum yang dialami oleh beberapa pejabat Kota Bandung.

“Hal tersebut membuat geram dan melunturkan optimisme masyarakat,” imbuhnya.

Saya lahir dan besar di Kota Bandung serta perlahan mulai memahami posisi penting serta dibutuhkannya sosok anak muda guna tampil dalam kontestasi Pilwalkot kali ini.

“Bagaimana tidak, sebagai anak muda tidak cukup sekedar menyuarakan keresahan dan kegelisahan saja, sudah saatnya mengambil peran serta menjadi bagian dalam penentu arah kebijakan dan pelaksana arah kebajikan bagi Kota Bandung,”tandasnya.

Sebab, setiap persoalan yang terjadi, sebagaimana telah dijelaskan. Semua itu bukan disebabkan oleh kurang atau minimnya para ahli dan pakar di bidang tersebut. Melainkan ketiadaan integritas pemimpin beserta seluruh unsurnya untuk menyelesaikan dan membenahi setiap persoalan yang terjadi.

Integritas inilah yang menjadi substansi sekaligus esensi dari gagasan Nyaah ka Bandung,” tutupnya.

(*/Aff)

Pos terkait

banner 728x250