Babelan, swatantranews- ||Pengumuman tunggakan sumbangan komite siswa SMA Negeri 1 Babelan melalui grup sekolah memicu perdebatan di kalangan orang tua siswa. Beberapa wali murid mengkritik langkah pihak sekolah yang dianggap tidak bijaksana dan melanggar privasi.
Dalam pengumuman tersebut, nama-nama siswa yang belum melunasi sumbangan komite disebutkan secara terbuka di grup komunikasi sekolah. Tindakan ini menuai reaksi beragam, terutama dari orang tua yang merasa bahwa persoalan keuangan seharusnya ditangani secara pribadi, bukan diumumkan secara publik.
“Saya merasa cara seperti ini kurang pantas. Masalah keuangan adalah hal yang sensitif, dan pengumuman seperti ini bisa menimbulkan rasa malu bagi siswa dan keluarganya, ‘ujar Umam salah satu wali murid, Rabu (20/11/2024).
Dirinya mengungkapkan kekhawatiran bahwa sumbangan ini dapat menjadi preseden buruk. Mereka meminta sumbangan yang katanya sukarela ini jangan menjadikan anak kami korban bully, lantaran ketika belum membayar atau melunasi diumumkan di grup sekolah, bahkan di kumpulkan didepan kelas.
“Saya rasa ini tidak baik untuk perkembangan anak, apalagi nama mereka (yang belum bayar dan melunasi) diumumkan di grup sekolah, serta di kumpulkan di depan kelas, apakah tidak terganggu secara psikologis anak?, “tukasnya.
Lantaran hal itu lanjutnya, kami rela utang pinjam untuk membayar sumbangan Komite walaupun kami merasa ada penekanan.
“Agar anak saya tidak terganggu belajarnya, kami harus bayar, walaupun harus pinjam ke orang dulu, “jelasnya.
Kritikan dari sejumlah wali murid menggaris bawahi pentingnya pendekatan yang lebih sensitif dalam menangani isu-isu semacam ini. Para orang tua berharap pihak sekolah bisa mencari solusi yang lebih baik, seperti menghubungi keluarga secara langsung, tanpa melibatkan publikasi yang berpotensi melukai perasaan siswa.
Hingga berita ini diturunkan, pihak komite sekolah belum memberikan komentar resmi terkait polemik ini.
(*/red/boby)