Apakah Berhubungan dengan Fenomena Luar Angkasa? Kalender 2025 Sama Persis dengan Kalender 1975

Bekasi, swatantranews – Pengguna media sosial saat ini tengah ramai membahas kesamaan kalender 2025 dengan kalender 1975.

Pasalnya, tanggal dan hari yang ada pada kalender 2025 persis dengan yang ada di kalender 1975.

Misalnya saja tanggal 1 Januari 1975 yang jatuh pada hari Rabu.

Pada kalender 2025, 1 Januari 2025 juga jatuh pada hari yang sama

Begitu juga dengan 31 Januari 1975, yang jatuh pada hari Jumat.
Di kalender 2025, 31 Januari 2025 juga hari Jumat
Lantas, apakah fenomena ini memang bisa berulang.
Sebab, setelah berjarak selama 50 tahun, penanggalan harinya bisa sama persis.

Atau, adakah hubungannya fenomena ini dengan yang terjadi di luar angkasa?

Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin mengatakan bahwa fenomena seperti ini memang bisa terjadi
“Kesamaan kalender itu ditentukan oleh siklus dan kesamaan pola,” terangnya, dikutip dari Kompas.com, Jumat (3/1/2025).

Thomas menjelaskan, siklus hari pada kalender Masehi akan berulang tujuh kali, dari Senin sampai Minggu.

Sementara, siklus tanggal akan berulang empat tahun karena aturan kabisat dalam kalender Masehi.

Artinya, suatu tahun dengan total 366 hari atau disebut sebagai tahun kabisat akan kembali terjadi setiap empat tahun, sedangkan tahun lainnya berjumlah 365 hari.
Rata-rata jumlah hari dalam kalender Masehi sendiri adalah 365,25 hari. Dari informasi ini, bisa diketahui susunan kalender berulang atau sama persis setiap 28 tahun.

“Jadi kalender yang sama pola tanggal dan hari yang sama punya siklus 4 (tahun kabisat) x 7 (hari) = 28 tahun,” terang Thomas.

Dia melanjutkan, guna mengetahui apakah suatu siklus memiliki pola yang sama dengan siklus kalender lain, bisa dilihat pada tiga bulan pertama, yakni Januari, Februari, dan Maret (JFM).

Jika tanggal dan hari pada tiga bulan pertama itu memiliki pola yang sama, maka sembilan bulan sisanya juga mempunyai pola serupa.
Dengan menggunakan siklus 28 tahun, bisa diketahui bahwa kalender 2025 sama persis dengan kalender 1997 dan penanggalan 1969.
Di sisi lain, kalender 2025 memiliki pola tiga bulan pertama (JFM) yang sama dengan 2014 dan 2031.

“Siklus 2031 sebelumnya (siklus 28 tahun) adalah 2003, 1975, dan seterusnya. Itu alasan kesamaan 2025 dengan 1975,” ungkap Thomas.

Merujuk penjelasan di atas, persamaan kalender 2025 dengan kalender 1975 bukan disebabkan oleh siklus berulang 50 tahun, melainkan karena siklus 28 tahun dan pola kesamaan tiga bulan pertama.

Tidak ada kaitannya dengan kondisi di luar angkasa

Persamaan dua kalender pun tidak menandakan adanya fenomena yang sama atau kembar di luar angkasa pada tahun tersebut.

“Tidak ada kaitan dengan fenomena di antariksa. Itu hanya hitungan matematika,” tutur Thomas.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (5/1/2021), sistem matematika adalah pembulatan yang diterapkan secara cermat pada kalender berdasarkan proses kerja benda-benda langit, khususnya Bumi dan Matahari.

Pembulatan tersebut bertujuan untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Contoh sederhana dari pembulatan dan hitungan matematis ini bisa dilihat dari penetapan tahun kabisat dan non-kabisat.

Tahun kabisat terjadi empat tahun sekali dengan jumlah hari sebanyak 366, sementara tahun non-kabisat adalah tiga tahun sebelum dan sesudah tahun kabisat dengan jumlah hari 365 hari.
Adapun secara astronomi, satu tahun dalam kalender Masehi dinyatakan sebagai proses ketika Bumi melakukan satu periode edar mengelilingi Matahari.

Kendati demikian, dalam perjalanannya, sistem kalender ini lebih seperti sistem matematika yang sudah diperhitungkan dengan cermat polanya.

Thomas pun mengungkapkan, selain tahun 1975, ada beberapa penanggalan yang sama persis dengan kalender 2025.

“Tahun yang kalendernya sama dengan 2025, yakni 2014, 2003, 1997, 1986, 1975, 1969, 1958, dan seterusnya,” ungkapnya.

(*/red)

Dilansirtribun-medan

Pos terkait

banner 728x250