Kabupaten Bekasi, Swatantranews.com
Progres revitalisasi pasar induk Cibitung yang hingga kini belum selesai pekerjaannya menjadi sorotan Ketua Umum Forum Masyarakat Bekasi (Formasi), H. Obing Fachrudin.
Menurut H. Obing, revitalisasi pasar induk Cibitung sudah cukup lama hingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi masyarakat luas. Seperti kemacetan lalu lintas yang acap kali terjadi saat bongkar muat sayur mayur atau barang lainnya.
“Seharusnya pemerintah daerah Kabupaten Bekasi mengawasi secara intensif pelaksanaan revitalisasi yang dilaksanakan.” Ujar H. Obing Fachrudin.
H. Obing mengakui, dirinya memang tidak tahu berapa lama pekerjaan revitalisasi pasar induk Cibitung dalam Surat Perintah Kerja (SPK) yang dikeluarkan pemerintah daerah Kabupaten Bekasi untuk kontraktor pekerjaan revitalisasi.
“Namun jika dianggap sudah jatuh tempo waktu pelaksanaan pekerjaan, seharusnya ditinjau kembali oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi.” Tegas H. Obing.
Dipaparkan oleh H. Obing, dengan melihat SPK lama pekerjaan dan ternyata telah jatuh tempo waktu pelaksanaan, seharusnya Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi membuat catatan – catatan terkait prestasi kontraktor pekerjaan.
“Jika memang diperlukan Addendum pekerjaan, buatkan Addendumnya. Jangan sampai pemerintah terkesan melakukan pembiyaran terhadap pelaksanaan pekerjaan.” Lanjut H. Obing
Namun demikian, H. Obing Fachrudin mengungkapkan bahwa Formasi mendukung pelaksanaan revitalisasi pasar induk Cibitung. Hanya pelaksanaan pekerjaan yang terkesan lambat dan sudah cukup lama yang membuat dirinya selaku Ketua Umum Formasi menyoroti pekerjaan revitalisasi.
H. Obing Fachrudin juga berharap UPTD Pasar Induk Cibitung juga mampu menata pasar induk dengan lebih baik lagi dan tidak merubah kondisi yang ada sebelumnya. Seperti pedagang, fasilitas umum dan area parkir serta lainnya.
Saya juga berharap, revitalisasi pasar induk Cibitung harus bisa betul-betul bisa bermanfaat bagi masyarakat Bekasi dan sekitarnya. Khususnya untuk pedagang yang saat ini dan akan datang.
” Saya berharap kontraktor juga tidak merubah kultur yang sudah ada.” Tutup H. Obing Fachrudin, Ketua Umum Forum Masyarakat Bekasi.
